Kumpulan Kumpulan Puisi Chairil Anwar -Kumpulan Puisi Chairil Anwar yang indah - Kumpulan Puisi Chairil Anwar Lengkap. Nama Chairil Anwar abadi bersama puisi-puisi nya yang tak lekang oleh waktu hingga saat ini. Chairil lahir dan dibesarkan di Medan,
Selama hidupnya beliau berhasil membuat beberapa karya tulis berikut diantara karya nya tersebut:
- Deru Campur Debu (1949)
- Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)
- Tiga Menguak Takdir (1950)
- "Aku Ini Binatang Jalang: koleksi sajak 1942-1949", disunting oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986)
- Derai-derai Cemara (1998)
- Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948), terjemahan karya Andre Gide
- Kena Gempur (1951), terjemahan karya John Steinbeck
Beberapa Kumpulan Kumpulan Puisi Chairil Anwar.
Aku
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan akan akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
TAK SEPADAN
Aku kira:Beginilah nanti jadinyaKau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa AhasverosDikutuk-sumpahi ErosAku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbukaJadi baik juga kita padamiUnggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apaAku terpanggang tinggal rangkaFebruari 1943
Senja di Pelabuhan Kecil
Buat Sri Ayati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
Cintaku Jauh di Pulau
Cintaku jauh di pulauGadis manis, sekarang iseng sendiriPerahu melancar, bulan memancar
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacarangin membantu, laut terang, tapi terasaaku tidak ‘kan sampai padanya
Di air yang tenang, di angin mendayudi perasaan penghabisan segala melajuAjal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!Perahu yang bersama ‘kan merapuhMengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!Manisku jauh di pulau,kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.
Kawanku dan Aku
Kami sama pejalan larut
Menembus kabut
Hujan mengucur badan
Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan
Darahku mengental pekat. Aku tumpat pedat
Siapa berkata-kata?
Kawanku hanya rangka saja
Karena dera mengelucak tenaga
Dia bertanya jam berapa?
Sudah larut sekali
Hilang tenggelam segala makna
Dan gerak tak punya arti
Kepada Kawan
Sebelum ajal mendekat dan mengkhianat,mencengkam dari belakang ‘tika kita tidak melihat,selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa,
belum bertugas kecewa dan gentar belum ada,tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam,layar merah berkibar hilang dalam kelam,kawan, mari kita putuskan kini di sini:Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri!
JadiIsi gelas sepenuhnya lantas kosongkan,Tembus jelajah dunia ini dan balikkanPeluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu,Pilih kuda yang paling liar, pacu laju,Jangan tambatkan pada siang dan malam
DanHancurkan lagi apa yang kau perbuat,Hilang sonder pusaka, sonder kerabat.Tidak minta ampun atas segala dosa,Tidak memberi pamit pada siapa saja!
Jadimari kita putuskan sekali lagi:Ajal yang menarik kita, ‘kan merasa angkasa sepi,Sekali lagi kawan, sebaris lagi:Tikamkan pedangmu hingga ke huluPada siapa yang mengairi kemurnian madu!!!
Doa
kepada pemeluk teguh
TuhankuDalam termanguAku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguhmengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas sucitinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhankuaku hilang bentukremuk
Tuhankuaku mengembara di negeri asing
Tuhankudi pintuMu aku mengetukaku tidak bisa berpaling
Kepada Peminta-minta
Baik, baik, aku akan menghadap DiaMenyerahkan diri dan segala dosaTapi jangan tentang lagi akuNanti darahku jadi beku
Jangan lagi kau berceritaSudah tercacar semua di mukaNanah meleleh dari mukaSambil berjalan kau usap juga
Bersuara tiap kau melangkahMengerang tiap kau memandangMenetes dari suasana kau datangSembarang kau merebah
Mengganggu dalam mimpikuMenghempas aku di bumi kerasDi bibirku terasa pedasMengaum di telingaku
Baik, baik, aku akan menghadap DiaMenyerahkan diri dan segala dosaTapi jangan tentang lagi akuNanti darahku jadi beku
Cerita Buat Dien Tamaela
Beta Pattirajawane
Yang dijaga datu-datu
Cuma satu
Beta Pattirajawane
Kikisan laut
Berdarah laut
Beta Pattirajawane
Ketika lahir dibawakan
Datu dayung sampan
Beta Pattirajawane, menjaga hutan pala
Beta api di pantai. Siapa mendekat
Tiga kali menyebut beta punya nama
Dalam sunyi malam ganggang menari
Menurut beta punya tifa,
Pohon pala, badan perawan jadi
Hidup sampai pagi tiba.
Mari menari!
mari beria!
mari berlupa!
Awas jangan bikin beta marah
Beta bikin pala mati, gadis kaku
Beta kirim datu-datu!
Beta ada di malam, ada di siang
Irama ganggang dan api membakar pulau...
Beta Pattirajawane
Yang dijaga datu-datu
Cuma satu
Sebuah Kamar
Sebuah jendela menyerahkan kamar inipada dunia. Bulan yang menyinar ke dalammau lebih banyak tahu.“Sudah lima anak bernyawa di sini,Aku salah satu!”
Ibuku tertidur dalam tersedu,Keramaian penjara sepi selalu,Bapakku sendiri terbaring jemuMatanya menatap orang tersalib di batu!
Sekeliling dunia bunuh diri!Aku minta adik lagi padaIbu dan bapakku, karena mereka beradad luar hitungan: Kamar begini3 x 4, terlalu sempit buat meniup nyawa!
Hampa Kepada Sri
Sepi di luar. Sepi menekan-mendesakLurus kaku pohonan. Tak bergerakSampai di puncak. Sepi memagut,Tak satu kuasa melepas-renggutSegala menanti. Menanti. Menanti
SepiTambah ini menanti jadi mencekikMemberat-mencengkung pundaSampai binasa segala. Belum apa-apaUdara bertuba. Setan bertempikIni sepi terus ada. Dan menanti.
PRAJURIT JAGA MALAM
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnyakepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidupAku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debuWaktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!
YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS
Kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
Menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin
Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
Tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang
Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku.
RUMAHKU
Rumahku dari unggun-timbun sajakKaca jernih dari luar segala nampak
Kulari dari gedong lebar halamanAku tersesat tak dapat jalan
Kemah kudirikan ketika senjakalaDi pagi terbang entah ke mana
Rumahku dari unggun-timbun sajakDi sini aku berbini dan beranak
Rasanya lama lagi, tapi datangnya datangAku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis maduJika menagih yang satu
27 april 1943
PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janjiAku sudah cukup lama dengan bicaramudipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimuAku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu uratDi zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayarDi uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
SAJAK PUTIH
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah…
1944
Sekianlah Kumpulan Kumpulan Puisi Chairil Anwar -Kumpulan Puisi Chairil Anwar Lengkap terimakasih sudah berkunjung diBlog Share File.
Semoga Bermanfaat ...
0 komentar:
Post a Comment